sumber : buku
" Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual"
ditulis oleh Ary Ginanjar
Agustian.
Manusia tidak hanya diminta oleh Tuhan untuk membaca alam fisika, tetapi
juga manusia dan hubungan sosialnya, bahkan juga tentang Penciptaanya. Begitu
pula dengan ilmu-ilmu ekonomi, hukum, budaya , juga politik. Anda pun diminta
senantiasa untuk berpikir setelah membaca suatu hal. Dan setelah membaca , maka
anda diminta untuk merenung kembali serta menyadari bahwa semua itu adalah
bagian dari ketetapan Tuhan, bukan terpisah sebagai ilmu pengetahuan saja,
semata-mata kemajuan teknologi, atau material saja. Jika manusia tak mampu
untuk memberdayakan kemampuan nalardalam dirinya, maka manusia dalam keadaan
"terputus" (dari mata rantai kehidupan) dan menjadi kehilangan arah.
Banyak kalangan ilmuwan yang begitu mempertuhankan ilmu tanpa menyadari realitas
ilmu sendiri nyata-nyata adalah ketetapan atau hukum yang datan dari sang
pencipta. Dengan kemampuan nalar pulalah , seseorang dapat mencerna unsur-unsur
penting yang ada pada alam ini sebagai satu kesatuan sunnatullah.
Cobalah anda buat angka sepuluh dengan angka romawi (
X ). Kemudian angka dua puluh (XX), lalu angka seratus, selanjutnya angka
seribu. Nah, sekarang tulislah angka satu juta, masih dengan angka romawi
tersebut, kemudian angka dua milyar, selanjutnya angka sepuluh milyar, dua ratus
lima puluh milyar, trilyun atau biliun, dan semuanya harus dalam angka romawi !
Pada tahun 976 M, seseorang telah memikirkan hal tersebut secara mendalam.
Sebuah masalah masalah besar-bagaimana menuliskan bilangan dalam jumlah besar
dengan menggunakan angka-angka yang demikian rumit itu telah terpecahkan.
Dialah Muhammad bin Ahmad, penemu angka nol ( 0 ). Kini anda dapat
dengan mudah menuliskan semua bilangan tadi dengan bantuan angka nol hasil
penemuannya. Kemudian pemikiran tersebut dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa
Al Khawarizmiy yang menemukan perhitungan Al jabar, dasar dari ilmu pasti.
Dan mereka, para pejuang pejuang kecerdasan itulah yang telah meretas jalan
menuju kemajuan science-sebuah usaha "membaca" sifat-sifat
Tuhan.
Dalam keadaan mendekati hampa udara, arus listrik dapat dialirkan
diantara dua buah ujung kawat meski tak bersentuhan satu dengan yang lain. Ini
adalah penemuan praktis bermakna, hasil pemikiran Thomas Alpha Edison pada
tahun 1882 yaitu bola lampu pijar. Ia tidak hanya seorang penemu tetapi juga
memikirkan organisasi dan perusahaan yang bisa mengelola penemuan
tersebut. Suatu hal yang paling penting yakni berdirinya perusahaan raksasa
"General Electric Company", yang hingga kini masih bertengger
sebagai perusahaan raksasa dunia yang sangat kuat.
Penekanan pentingnya berpikir serta belajar ini sangat dimuliakan
oleh Allah. Selain predikat keutamaan-bagi kaum muslimin yang beriman serta
yang terus menerus berpikir tentang hakikat penciptaanya di muka bumi-yang
hampir disebutkan Allah hampir di setiap ayatnya, maka keutamaan manusia yang
berpikir lainnya adalah ia mampu menyelamatkan dirinya juga sesamanya dari
lembah kehancuran, ia pun mampu mendorong manusia pada kemajuaan peradaban.
Begitu banyak "bacaan" yang dapat dipelajari di sekitar kita.
Ia bisa berupa kejadian-kejadian, atau pengalaman-pengalaman baik dari diri
kita sendiri ataupun dari orang lain, yang pada intinya dapat dipetik untuk
dijadikan teladan, peringatan, ataupun kesimpulan.
0 komentar:
Posting Komentar